SEMARANG – Sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pilkada 2020 di Jawa Tengah menolak mengikuti rapid test. Diduga mereka khawatir hasil tes bakal reaktif.
Ketua KPU Jateng, Yulianto Sudrajat mengatakan, terdapat sejumlah kendala pada persiapan pilkada nanti. Di antaranya adalah sejumlah petugas yang mengundurkan diri, hingga ada yang menolak rapid test.
“Memang ada kendala, sebagian petugas enggan dites. Tapi kami terus lakukan pendekatan, karena ini persyaratannya,” kata Yulianto.
Informasi yang dihimpun, ada sejumlah KPPS di Kabupaten Wonosobo, Purbalingga dan Sragen yang menolak ikut rapid tets. Sejauh ini, KPU terus melakukan pendekatan agar mereka bersedia menjalani rapid test. Sebab sesuai regulasi KPU, KPPS wajib menjalani rapid test.
Meski demikian, pihaknya menyebut pelaksanaan tahapan Pilkada Serentak di 21 kabupaten/kota di Jateng telah berjalan lancar. Sejumlah simulasi sudah dilakukan dan logistik pemilu sudah dikirim ke seluruh kabupaten/kota penyelenggara.
“Saat ini sedang disortir dan dilipat, untuk dilanjutkan packing. Target kami awal Desember logistik sudah bergerak ke Kecamatan dan H-1 sudah sampai ke TPS,” katanya.
Baca juga: Ketua KPU Pastikan Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat di Pilkada 2020
Terkait antisipasi bencana, khususnya bencana Gunung Merapi di Klaten dan Boyolali, pihaknya juga sudah melakukan pemetaan. Sejumlah skenario diambil jika terjadi kondisi bencana.
“Sudah kami petakan semuanya, karena memang di dua daerah itu, sudah ada yang mengungsi. Nanti rencananya, kami memiliki skema membuat TPS di dekat tempat-tempat pengungsian,” ucapnya.
Sebelumnya
Selanjutnya
- #Petugas KPPS
- #Pilkada 2020
- #Covid-19
- #Rapid Test