JAKARTA – Guntur Sukarno Putra, menulis tentang kisah-kisah ringan dan humanis dari Bung Karno yang dituangkan di buku, “Bung Karno : Bapakku, Kawanku, Guruku “. Berikut kisahnya.
Selain benci penjajahan dan penindasan, Bung Karno juga tidak senang melihat burung dalam sangkar.
Pada suatu hari, Bung Karno mengadakan inspeksi mendadak ke asrama DKP, yang letaknya berjejer dengan Istana Merdeka. Bung Karno segera memanggil pemilik burung serta memerintahkan melepaskannya.
Baca juga: Kisah Bung Karno Akan Kentuti PBB & Menangis di Makam Nabi
Kata Bung Karno, “Kasihan burung itu, biarkan dia mencari makan di alam bebas. Kamu orang belum pernah mengalami bagaimana susahnya orang ditahan, dipenjarakan tanpa ada kesalahan. Maka, jangan ada pengawal saya memenjarakan burung dalam sangkar, sekalipun sangkarnya dari emas,” kata Bung Karno.
Bung Karno sering berziarah, nyekar ke makam ayahnya di Pemakaman Karet, Jakarta. Kadang-kadang di malam hari, tetapi sering pada siang hari, dan melihat gelandangan mengemis.
Baca juga: Ketika Bung Karno Dapat Penghargaan Bintang Lenin dari Uni Soviet
Suatu hari di istana, sekembalinya dari nyekar, Bung Karno memanggil Mangil dan berkata,
“Coba, Mangil, engkau tanya sama orang sedang menggendong anak kecil sambil menyusui itu, sebetulnya mereka itu punya rumah apa tidak, baik di Jakarta maupun di daerah. Dan kalau memang tidak punya rumah, apakah mereka itu sanggup dipindahkan ke tempat lain. Agar kalau Bapak jalan lewat di tempat itu, orang perempuan yang menggendong anak kecil sudah tidak ada di sana. Saya merasa kasihan sekali kepada perempuan yang menggendong anak kecil itu. Entah bagaimana caranya, ini Bapak ada uang sedikit, kasihkan kepada mereka.”
Sebelumnya
Selanjutnya
- #Kisah Soekarno
- #Bung Karno
- #Soekarno