DALAM BUKU The History of Java karya Thomas Stamford Raffles dituliskan tentang kriteria kecantikan perempuan Jawa. Kecantikan seorang putri Jawa akan digambarkan dalam salah satu tulisan di buku itu.
Tulisan itu menggambarkan pakaian yang dikenakan putri Jawa sebelum masuknya pengaruh Islam dan Eropa.
Wajahnya cerah bersinar seperti rembulan, begitu cantik. Raden Putri jauh lebih cantik dibanding Dewi Rati. Dia bersinar bahkan di kegelapan, tanpa satu cacat yang ada. Dia sangat cemerlang sampai memancar ke langit saat memandang angkasa.
Sinar matahari bahkan tak kuasa menandingi. Dia begitu cantik hingga tak terkatakan. Bentuk tubuhnya sangat indah; rambutnya terurai mengikal sampai ke mata kaki; poni rambutnya tersisir rapi dan keningnya sehalus batu cendana.
Baca Juga: Kisah Kecantikan Perempuan Jawa yang Menimbulkan Pertumpahan Darah
Alisnya bagaikan dua helai daun imbo; ujung matanya menyudut ke atas; bola matanya besar dan tampak berkaca-kaca; dan bulu matanya lentik. Hidungnya kecil dan runcing; gigi-nya rapi dan teratur, namun hitam seperti macan kumbang.
Warna bibirnya seperti mangga masak. Pipinya seperti buah duren yang menaik ke atas. Telinganya secantik bunga gianti, dan lehernya menyerupai daun gadung muda.
Diceritakan pula, bahunya sejajar seperti timbangan emas; dadanya terbuka dan penuh; payudaranya seperti gading, bulat dan kencang. Lengannya menyiku seperti busur; jari-jarinya panjang dan ramping, selentik rerumputan hutan.
Kukunya seperti mutiara; kulitnya kuning terang; pinggulnya seperti patram keluar dari cangkang; dan pinggangnya seperi daun limas.
Bentuk kakinya seperti bunga pudak terbalik; telapaknya datar di atas tanah; cara berjalannya lembut dan anggun seperti gajah.
Secantik orangnya, juga pakaian yang dikenakan, dia memakai chindi patola warna hijau, diikat dengan sabuk emas lulut, kain luarnya bercorak mega mendung (awan hitam). Kemben atau baju atasnya bercorak jing’gomosi, dihiasi renda emas; jarinya dihiasi cincin mutiara, dan anting-antingnya berpola noto brongto.
Pelipisnya dihiasi pola segara munchar (jamrud dikelilingi batu rubi dan intan), dan dia menarik rambutnya ke atas dalam bentuk glung bobokoran, dan dihiasi bunga cempaka hijau, juga bunga gambir, melati dan bunga-bunga lain.
Di tengah gelung dihiasi peniti emas berhias batu merah diatasnya, dan hiasan bunga emas bentuknya; tubuhnya sangat harum, dan aromanya susah dikenali.
Tiara atau jamang yang dikenakan bergaya sodo saler; gelangnya bergaya glengkana yang serasi dengan jamang. Itulah kecantikan seorang putri beserta pakaiannya yang sangat indah.
Sedangkan tentang laki-laki juga dituliskan dalam buku The History of Java , berdasarkan suatu tulisan berjudul Jaya Langkara.
Keturunan seorang terhormat harus memenuhi tujuh syarat yang tidak boleh tertinggal. Pertama, dia harus berasal dari keturunan yang baik;kedua, dia harus pintar;ketiga, bisa mengendalikan dirinya; keempat, dia harus menguasai sastra;kelima, mempunyai pandangan yang luas;keenam, harus tekun beribadah; ketujuh, bisa memanfaatkan semua kelebihannya tanpa ragu-ragu. Inilah ketujuh hal yang harus diperhatikan.
Pikiran dan hatinya harus tenang dan seimbang. Mampu mengendalikan diri, dan diam apabila perlu, tidak boleh sekali-kali berkata bohong. Dia tidak boleh tamak, dan juga tidak takut mati.
Dia tidak boleh tinggi hati, dan mampu menghibur yang sedang kesusahan. Semua yang dikerjakan akan langsung terlihat hasilnya. Mampu menebak isi hati dan tujuan orang lain, cara berpikirnya harus pintar, waspada, dan aktif.
Ketika bertemu seseorang yang pintar, dia harus berguru dengannya sampai semua ilmu dapat dikuasai. Dalam setiap tindakannya harus mengutamakan kepentingan umum dibanding keinginannya sendiri.
Selama hidupnya dia harus terus menimba ilmu, dan berhati-hati dalam setiap tindakannya. Ingatannya jernih dan kuat, bicaranya lembut dan ramah sehingga hati orang tertarik, dan penguasa akan menghargainya.
Penampilan dan sikap tubuhnya tidak boleh tercela. Tubuhnya harus indah seperti Batara Asmara(dewa cinta) yang turun ke bumi. Ketika seseorang melihatnya, mereka akan berpikir ‘alangkah bagusnya apabila dia ikut perang’. Tidak boleh ada anggota tubuh yang cacat. Warna kulitnya seperti emas mentah; kepalanya agak besar; rambutnya lurus dan panjang.
Matanya berkaca-kaca; alisnya seperti daun imbo; bulu matnya seperti bunga tanjung; hidungnya mancung dan tegak, mempunyai kumis tipis; bibirnya seperti mangga masak; giginya hitam dan berkilat seperti macan kumbang, dada dan bahunya lebar.
Berdirinya harus tegap dan gagah. Apapun yang dia katakan akan berkesan bagi siapapun di sekitarnya, dan pendapatnya didukung banyak orang.
Dia menggenakan celana chindi dan kain dodot berwarna hijau tua dengan motif gadong eng’ukup; sabuknya renda emas. Kerisnya bergaya satrian, dan pegangannya bergaya tung’gaksmi. Sumping (tiruan bunga yang digantung ditiap telinga) terbuat dari emas, dan berpola sureng pati (berani mati); di ibu jari kanannya dia mengenakan cincin emas.
- #The Story of Java
- #Buku Karangan Rafles
- #Perempuan Jawa