JAKARTA – Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengucapkan selamat atas peringatan Hari Buku Nasional yang dilakukan setiap 17 Mei. Ironisnya, tingkat minat membaca masyarakat Indonesia masih terbilang rendah.
Bahkan, UNESCO pernah merilis, bahwa tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang hanya 1 yang minat membacanya baik.
Dasco juga mengutip riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity (CCSU) pada Maret 2016, bahwa Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Kalah dari negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, Singapura dan Thailand.
Untuk itu, Dasco meminta kepada pemerintah agar mempermudah akses literasi masyarakat. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang kesulitan mengakses buku.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bikin Pendidikan Tertinggal, DPR Sesalkan Anggaran Membaca Malah Dipangkas
“Masyarakat kita terutama di daerah masih sulit untuk mengakses buku. Karena itu pemerintah perlu mempermudah agar masyarakat minat bacanya bisa meningkat,” kata Dasco kepada wartawan, Senin (17/5/2021).
Sementara itu, bagi Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) menggalakkan kegemaran membaca untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia sangatlah penting.
Khusus memperingati HUT ke-41, tepat pada 17 Mei, Perpustakaan Nasional mengangkat tema “Integrasi Penguatan Sisi Hulu dan Hilir Budaya Literasi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial”.
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menjelaskan, Perpusnas adalah salah satu lembaga negara yang paling siap dalam menghadapi pandemi Covid-19. Karena sejak 2015, Perpusnas sudah memulai bermigrasi ke konten digital.
“Alhamdulilah, dua tahun belakangan ini, Perpusnas telah menjadi perpustakaan terbaik dunia dalam menyajikan jurnal ilmiah,” katanya dalam Talk Show yang digelar Pusat Analisis Pengembangan Perpustakaan dan pengembangan Budaya Baca di Jakarta, Senin, (17/5/2021).
Pernyataan ini diperkuat data bahwa sudah 6,5 juta orang pengguna aktif dalam konten digital Perpusnas yang mengakses 3 – 4 miliar artikel ilmiah.
Namun, data Perpusnas menyebutkan baru 30 juta penduduk Indonesia yang familiar dengan digitalisasi konten ilmu pengetahuan. Dari angka itu, 6,5 juta orang diantaranya mengaku tidak bisa memisahkan hidup mereka dari ilmu pengetahuan berbasis digital.
“Itu artinya, masih terdapat kesenjangan 240 juta penduduk Indonesia yang belum terkoneksi. Ini ruang yang harus dibangun bersama,” kata Syarif Bando.
(saz)
Sebelumnya
Selanjutnya
- #literasi
- #Perpustakaan Nasional
- #Hari Buku Nasional