Cari Uang Tambahan untuk Orangtua, 2 Pengungsi Afghanistan Jadi Kuli Bangunan

MAKASSAR – Petugas Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar mengamankan, dua orang pengungsi asal Afghanistan yang kedapatan bekerja di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Kepala Rudenim Makassar, Alimuddin mengatakan, dua orang pengungsi Afghanistan ini didapati bekerja sebagai kuli bangunan dengan gaji Rp100 ribu per hari.

“Mereka baru dua hari bekerja sebagai kuli bangunan di Sengkang dengan difasilitasi oleh mandor yang sebelumnya juga pernah mempekerjakan kedua orang ini di Kota Makassar,” ujarnya, Rabu (19/5/2021).

 Baca juga: Polisi Selidiki Mayat “Penumpang Gelap’ yang Ditemukan di Roda Pendaratan Pesawat

Ia mengatakan, kedua pengungsi pencari suaka politik ini diamankan karena terdaftar dan memiliki kartu UNHCR, sehingga diwajibkan untuk mengikuti semua peraturan yang telah ditetapkan.

Alimuddin juga menyatakan bahwa para pencari suaka yang telah dinyatakan sebagai pengungsi dan memiliki kartu UNHCR diwajibkan untuk menandatangani surat pernyataan sebelumnya.

Baca juga:  Dicekoki Miras, Bocah 14 Tahun Diperkosa 4 Orang Migran di Penampungan Pengungsi

Ada beberapa poin penting dalam pernyataan tersebut, yang salah satunya adalah pengungsi dilarang bekerja untuk mendapatkan upah, sesuai Peraturan Dirjen Imigrasi Nomor. IMI-1489.UM.08.05 Tanggal 17 September 2010 tentang penanganan imigran ilegal.

Oleh karena itu, kata Alimuddin, selama pengungsi berada di Indonesia, meraka tidak diperbolehkan untuk bekerja.

“Keberadaan mereka di Indonesia untuk menunggu giliran pemukiman kembali ke negara penerima suaka atau pulang kembali ke negaranya secara sukarela apabila telah aman,” katanya.

Menindaklanjuti kedua pengungsi tersebut, Alimuddin telah memerintahkan petugas untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan untuk sementara waktu mereka akan ditempatkan di Rudenim Makassar.

Sementara itu, salah seorang pengungsi berinisial AR mengaku jika dirinya bekerja untuk mencari uang tambahan agar bisa dikirimkan ke orang tuanya di Afghanistan.

“Saya bekerja agar bisa mengirimkan uang ke ibu saya di Afganistan, karena uang yang saya dapatkan dari IOM hanya cukup untuk biaya keseharian saya di sini,” ucapnya.

1
2
  • #Kota Makassar
  • #Pengungsi Afghanistan
  • #makassar

Next Post

Tak Diberi Uang Rokok, Pemuda Ini Tega Aniaya Neneknya

Kam Mei 20 , 2021
PALEMBANG – Hari Sopandu (20), seorang pemuda di Palembang menangis saat ditangkap anggota Unit I Subdit III Jatanras Polda Sumsel. Hari diduga melakukan penganiayaan terhadap neneknya. Hari yang tercatat sebagai warga Kelurahan Pipa Reja, Kecamatan Kemuning, Palembang, ini terus saja menangis dihadapan petugas kepolisian. Bahkan yang bersangkutan diketahui sudah 2 […]