WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken pada Selasa (25/5) mengumumkan akan membuka kembali kantor konsulat jenderal di Yerusalem. Ini akan menjadi langkah yang akan memulihkan hubungan dengan Palestina setelah pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump menurunkan status kantor itu menjadi unit urusan Palestina di kedutaan besar AS di Yerusalem.
Namun, Blinken tidak memberikan tanggal pasti kapan konsulat itu akan kembali dibuka.
Blinken mengumumkan langkah itu setelah melangsungkan pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah, di Tepi Barat, yang diduduki Israel.
AS mencoba mendukung Abbas dalam persaingannya dengan kelompok militan Hamas yang berkuasa di Gaza dan di panggung internasional.
“Sebagaimana yang saya sampaikan kepada Presiden Abbas, saya berada di sini untuk menggarisbawahi komitmen Amerika membangun kembali hubungan dengan Otorita Palestina dan rakyat Palestina, hubungan yang dibangun atas dasar saling menghormati, dan juga keyakinan bersama bahwa Palestina dan Israel sama-sama berhak menggunakan langkah-langkah keamanan, kebebasan, dan martabat yang sama,” tegas Blinken.
(Baca juga: AS Berjanji Bantu Bangun Gaza Usai Hancur Digempur Serangan Israel)
Blinken berada di wilayah itu untuk membantu menopang terjadinya gencatan senjata pekan lalu yang mengakhiri perang antara Israel dan Hamas selama 11 hari yang menghancurkan dan menewaskan lebih dari 250 orang, sebagian besar warga Palestina. Pertempuran itu juga menyebabkan kerusakan luas di wilayah pesisir yang miskin itu.
Blinken berjanji akan “menggalang dukungan internasional” untuk membantu Gaza pasca perang, sambil tetap menjaga agar tidak ada bantuan yang jatuh ke tangan Hamas.
Diketahui, sebelumnya kantor konsulat jenderal itu telah sejak lama menjadi kantor otonom yang bertanggung jawab atas hubungan diplomatik dengan Palestina. Tetapi Trump menurunkan skala operasi konsulat itu dan menempatkannya di bawah otorita duta besar AS untuk Israel ketika ia memindahkan kedutaan Amerika ke Yerusalem pada Mei 2018.
(Baca juga: Menkes AS Serukan WHO Lakukan Penyelidikan Kedua Asal Usul Covid-19 yang Lebih Transparan)
Tindakan Trump itu sempat menimbulkan kemarahan warga Palestina, yang menilai kawasan Yerusalem Timur sebagai wilayah pendudukan dan ibu kota negara mereka kelak.
(sst)
- #Yerusalem
- #Konsulat Jenderal AS
- #Kedutaan Besar AS
- #kedutaan besar AS di Yerusalem