JAKARTA – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyatakan, sebagai refleksi 23 tahun Reformasi, masih terdapat pekerjaan rumah (PR) besar dalam upaya pemberantasan korupsi. Itu karena agenda reformasi salah satunya adalah menghapus KKN telah mengakar di negeri ini.
Hal itu diungkapkan Firli terkait peringatan 23 tahun Reformasi yang jatuh pada 21 Mei kemarin.
“Bagi kami, refleksi 23 tahun reformasi masih menyisakan pekerjaan rumah besar bagi bangsa ini dalam upaya pemberantasan korupsi, mengingat satu dari enam agenda Reformasi 1998 adalah penghapusan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang telah berurat akar di negeri ini,” kata Firli, Sabtu (22/5/2021).
Ia menyebut, setelah Reformasi, KPK terbentuk dan telah menumbuhkan semangat juang serta optimisme bangsa ini untuk bersatu bersama-sama berjuang dalam perang badar melawan korupsi agar segera sirna dari bumi pertiwi.
“Semangat juang, persatuan dan optimisme ini yang penting untuk senantiasa tertanam serta digelorakan dalam jiwa, raga, hati dan pikiran segenap anak bangsa di republik ini,” tuturnya.
Hal itu, kata Firli, mengingat perjuangan melawan kejahatan kemanusiaan ini (korupsi) sangat berat karena telah menjadi laten di negeri ini.
Ia menyinggung soal pernyataan Presiden pertama RI, Sukarno, soal perjuangan di zamannya yang lebih mudah yakni ‘Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.’
“Ucapan Sang Proklamator ini benar dan terbukti, karena sejak awal kemerdekaan hingga saat ini, ragam persoalan kebangsaan seakan-akan tak henti mendera negeri, selalu datang silih berganti,”” kata Firli.
Ia mencontohkan kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, keterbatasan fasilitas sehingga masih merasa terisolasi termasuk praktik-praktik korupsi itu adalah musuh dan lawan bangsa kita sendiri.
“Jika mau jujur, ketertinggalan yang kita alami hari ini justru disebabkan bangsa kita sendiri yang tidak sedikit memandang persoalan bangsa hanya dari sudut pandangnya sendiri,” tutur Firli.
Ia menegaskan, alih-alih bersatu untuk maju, tapi masyarakat malah disibukkan melawan satu sama lain, memprioritaskan ego atau kebutuhan kelompoknya sendiri, bukan kepentingan besar bangsa apalagi negaranya.
Baca Juga : Firli Bahuri Klaim Pembebastugasan 75 Pegawai KPK Keputusan Bersama
“Bukankah para pejuang kemerdekaan telah mewariskan semangat kebangsaan dan persatuan, mengedepankan kepentingan bangsa negara diatas segalanya demi keselamatan serta masa depan bangsa republik ini,” tuturnya.
Sebelumnya
Selanjutnya
- #Firli Bahuri
- #Reformasi
- #KPK