Pada malam sebelum Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, ketika 50 tamu berkumpul untuk minum anggur dan makan malam di Aretsky’s Patroon di New York City, topik malam itu adalah kelaparan.
Ini adalah masalah yang mempengaruhi lebih dari 33 juta orang di Amerika Serikat dan hingga 1 dari 10 orang secara global—dan ini adalah hal yang personal bagi chef dan presenter TV pemenang Penghargaan James Beard Andrew Zimmern, pembicara utama untuk acara malam itu, Embracing Progress: The Challenges and Impact of Disruption, yang disajikan oleh TIME bekerja sama dengan Philip Morris International.
Zimmern, yang mengatakan perjuangannya sendiri di masa lalu dengan kecanduan dan alkoholisme pernah membawanya makan makanan Thanksgiving yang disediakan oleh Salvation Army, kini menggunakan status selebritinya untuk menganjurkan perjuangan melawan kelaparan—masalah yang menurutnya tetap tidak terselesaikan karena kurangnya kemauan, bukan kurangnya kemampuan.
“Kita memiliki makanan,” tekan Zimmern, serta sistem untuk distribusi. Memecahkan kelaparan di AS diperkirakan akan menelan biaya sekitar $23 hingga $40 miliar.
“Fakta bahwa kita bisa melakukannya dan beberapa orang membuat pilihan untuk tidak memprioritaskan itu adalah hal yang memalukan,” katanya. “Saya telah menggunakan kata genosida. Dan saya mendapat sedikit teguran untuk itu. Tapi ketika Anda melihat definisi kamus, jika Anda benar-benar mampu melakukannya, tetapi Anda membuat pilihan untuk tidak melakukannya—Saya pikir pada titik tertentu, Anda harus mulai menghadapi fakta bahwa kelaparan bukanlah sesuatu yang seharusnya dialami siapa pun di negara ini pada tahun 2023, dan terus terang di negara manapun pada tahun 2023.”
Selama pandemi COVID-19, ketika dampaknya terhadap rantai pasokan menyebabkan harga pangan melonjak dan jutaan orang menganggur, Kongres meningkatkan pendanaan untuk Program Bantuan Nutrisi Tambahan atau SNAP, dan program bantuan lainnya, yang membantu AS mencapai pada tahun 2021 pangsa rumah tangga dengan anak-anak yang mengalami rawan pangan terendah yang pernah tercatat. Namun pendanaan itu bersifat sementara dan telah berakhir, yang mempengaruhi sekitar 41 juta warga Amerika.
Sementara Kongres harus bertindak, Zimmern mengatakan kepada para tamu pada hari Senin malam bahwa semua orang dapat berperan. Dia mendorong untuk melihat kelaparan secara langsung dengan menjadi relawan di penampungan dan membicarakannya untuk tetap menjaga masalah ini di garis depan sebagai masalah “urgensi moral”.
“Ini adalah tentang membuat lebih banyak orang menyadari apa yang sebenarnya terjadi,” kata Zimmern. “Jika kita menggunakan kata kelaparan sepanjang waktu, itu akan meningkatkan jumlah rasa malu yang kita miliki karena tidak memecahkannya—atau kejahatan karena tidak memecahkannya.”
Dan jenis percakapan seperti itu bisa terjadi hanya melalui makan bersama, tambahnya.
“Saya belum pernah duduk untuk makan dengan seseorang dan bangkit dengan pemahaman yang lebih sedikit tentang mereka.”
