(SeaPRwire) – Senin, 27 Januari, menandai 80 tahun sejak pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau. Sepuluh hari sebelum dibukanya gerbang, Raoul Wallenberg, seorang diplomat Swedia yang menyelamatkan puluhan ribu orang Yahudi Hungaria, ditahan. Ia menghilang dan nasibnya masih belum diketahui.
Peristiwa-peristiwa ini menyoroti kapasitas kemanusiaan untuk kekejaman yang mengerikan dan keberanian yang luar biasa.
Holocaust mengungkapkan konsekuensi mematikan dari antisemitisme, namun kebencian ini tidak berakhir pada tahun 1945. Antisemitisme tetap menjadi indikator yang jelas dari kemerosotan sosial. Sejarah menunjukkan bahwa meskipun dimulai dengan orang Yahudi, hal itu jarang berakhir di situ.
Saat ini, dua pertanyaan penting tetap ada. Apa yang telah kita pelajari dan apa yang kita lakukan untuk mencegah kekejaman seperti itu terjadi lagi? Dunia bersumpah untuk mengingat enam juta orang Yahudi yang dibunuh selama Holocaust dan untuk belajar dari bab gelap ini. Janji “Never Again” diabadikan dalam Konvensi Genosida.
Namun, genosida dan kekejaman telah berlanjut di Kamboja, Rwanda, Darfur, Sudan, dan Ukraina. Tragedi-tragedi ini mengingatkan kita bahwa peringatan saja tidak cukup. Kita harus bertindak.
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan terhadap Israel, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Setelahnya, gelombang antisemitisme melanda dunia. Sinagoga, sekolah, pusat komunitas Yahudi, dan bisnis menjadi sasaran. Individu diserang hanya karena mereka adalah orang Yahudi.
Media sosial telah memperkuat kebencian ini, membantu penyebaran kebohongan berbahaya dan memicu permusuhan terhadap orang Yahudi dan Israel. Internet telah dipenuhi dengan informasi yang salah dan teori konspirasi. Algoritma yang dirancang untuk memprioritaskan keterlibatan telah memperkuat narasi yang berbahaya, menciptakan ruang gema tempat kebencian berkembang. Akuntabilitas sangat penting—platform media sosial harus mengatasi peran mereka dalam menyebarkan informasi yang salah dan berbahaya.
Menerapkan definisi kerja IHRA (International Holocaust Remembrance Alliance) tentang antisemitisme di seluruh pemerintahan, lembaga, dan perusahaan sangat penting. Ini memberikan pedoman yang jelas untuk mengidentifikasi dan memerangi antisemitisme, memastikan ujaran kebencian dan diskriminasi dikutuk tanpa syarat.
Meskipun debat demokratis tentang kebijakan Israel adalah sah, hal itu tidak boleh berubah menjadi kebencian atau hasutan genosida. Kejadian baru-baru ini di seluruh dunia—dari [lokasi] hingga [lokasi]—telah melaporkan insiden yang mengkhawatirkan, termasuk kata-kata seperti [kata-kata yang dihapus] yang disemprotkan di sinagoga. Ini bukan wacana politik. Ini adalah hasutan genosida dan hal itu tidak boleh dinormalisasi.
Pemerintah dan lembaga internasional perlu mengambil tindakan, seperti menuntut kejahatan kebencian dan memastikan bahwa organisasi seperti International Court of Justice tidak dimanfaatkan untuk memfitnah Israel sementara mengabaikan retorika dan niat genosida dari entitas seperti Hamas dan Iran.
Holocaust mengajarkan kita tentang bahaya diam di hadapan kebencian. Ketidakpedulian memungkinkan kefanatikan menyebar tanpa terkendali, seringkali dengan konsekuensi yang menghancurkan. Pemerintah, masyarakat sipil, bisnis, dan individu harus berbicara menentang antisemitisme dan melindungi hak-hak semua orang yang rentan.
Pendidikan sangat penting. Kebencian dipicu oleh kata-kata dan ide, bukan hanya kekerasan. Pengajaran tentang Holocaust sangat penting—bukan hanya untuk siswa Yahudi, tetapi sebagai bagian dari upaya global untuk membangun empati dan memerangi intoleransi.
Membentuk aliansi yang lebih dalam di seluruh komunitas juga sangat penting. Dengan berdiri bersama melawan ekstremisme dan menumbuhkan pengertian melalui dialog, kita dapat menciptakan front yang lebih kuat dan bersatu melawan kebencian.
Peringatan 80 tahun pembebasan Auschwitz adalah waktu untuk merenung, tetapi juga harus menjadi panggilan untuk bertindak. Meningkatnya antisemitisme menuntut respons yang tegas. Dengan mengambil inspirasi dari komitmen Raoul Wallenberg yang tak tergoyahkan terhadap martabat manusia, kita diingatkan bahwa kita masing-masing memiliki peran untuk dimainkan dalam menghentikan kekejaman yang sedang berlangsung dan mencegah yang akan datang. Mari kita menghormati warisannya dengan berdiri bersama melawan kebencian dan membangun masa depan di mana martabat manusia menang.
Artikel ini disediakan oleh penyedia konten pihak ketiga. SeaPRwire (https://www.seaprwire.com/) tidak memberikan jaminan atau pernyataan sehubungan dengan hal tersebut.
Sektor: Top Story, Daily News
SeaPRwire menyediakan distribusi siaran pers real-time untuk perusahaan dan lembaga, menjangkau lebih dari 6.500 toko media, 86.000 editor dan jurnalis, dan 3,5 juta desktop profesional di 90 negara. SeaPRwire mendukung distribusi siaran pers dalam bahasa Inggris, Korea, Jepang, Arab, Cina Sederhana, Cina Tradisional, Vietnam, Thailand, Indonesia, Melayu, Jerman, Rusia, Prancis, Spanyol, Portugis dan bahasa lainnya.